Masuknya narkoba akan mempengaruhi
fungsi vital organ tubuh, yaitu jantung, peredaran darah, pernafasan,
dan terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat). Hal ini akan
menyebabkan kerja otak berubah (bisa meningkat/turun).
Narkoba yang ditelan akan masuk ke
lambung kemudian ke pembuluh darah. Kalau di hisap, zat diserap masuk
ke dalam pembuluh darah lewat saluran hidung dan paru-paru. Sedangkan
kalau masuk ke badan melalui cara disuntikkan, zat langsung masuk ke
aliran darah, selanjutnya darah membawa zat itu ke otak.
Narkoba berpengaruh pada bagian otak
yang bertanggungjawab atas kehidupan perasaan, yang disebut dengan
sistem limbus. Pusat kenikmatan pada otak (hipotalamus) adalah bagian
dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan 'tinggi/high'
dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut
neuro-transmitter.
Kalau mengonsumsi narkoba, otak
membaca tanggapan kita. Kita akan merasa nikmat seolah-olah kebutuhan
kita seperti rasa lapar tadi sudah terpuaskan. Otak merekam sebagai
sesuatu yang harus dicari sebagai prioritas.
Realitanya :
Akibatnya, otak membuat program salah,
semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan seolah-olah
kita memang perlu narkoba sebagai mekanisme pertahanan diri. Maka
terjadilah kecanduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar